Jumat, 20 Desember 2013

Katanya Ngelindur.

Aku suka mengetik sembarangan saat aku mulai mengantuk atau sudah tertidur dalam keadaan handphone terletak di sebelahku. Katanya aku ngelindur.
Apalagi saat aku mengetik sesuatu yang tidak nyambung ke kamu. Aduh, malu.
Kata temanku, jangan sampai nanti aku melakukan kebodohan.
Mengetik "Aku Sayang Kamu" dan terkirim ke kamu saat aku ngelindur.
Aduh, jangan dong. Nanti aku bingung harus apa.

Cuplikan Lagu.

Akhir-akhir ini lagi suka dengerin lagunya passenger yg let her go sama maliq d'essentials yg luluh nih. Nggak tau kenapa, mungkin rada agak pas aja ya hmm.

Kalo dari "Passenger-Let Her Go" yang pas itu yg ini nih:
Only need the light when it's burning low
Only miss the sun when it starts to snow
Only know you love her when you let her go
Only know you've been high when you're feeling low
Only hate the road when you're missing home
Only know you love her when you let her go

Kalo dari "Maliq d'essentials-Luluh" yang pas itu yg ini nih:
Oh haruskah aku pergi, salahkah bila ku disini tak peduli keadaannya
Katakan berapa dalam kau ingin aku masuk di kehidupanmu
Katakan berapa jauh kau ingin aku ada di hari-harimu
Bagaimana pantasnya
Bagaimana

Tenang, setelah dengerin lagunya nggak ada efek galaunya kok.
Cuma "oalah mirip" gitu doang.
Tumben ya.

Selasa, 03 Desember 2013

Segi Empat.

Yang lama, muncul kembali.
Yang baru, datang.
Yang selalu ada, tetap ada.
Segi empat.

Sedikit Cerita deh.

Nggak apa-apa deh cinta-cintaan melulu, emang lagi jatuh cinta kok.
Habis kadang bingung juga sih mau cerita apaan.
Yang muncul inspirasinya tentang itu itu doang.
Jadi keliatan galau ya? Padahal aslinya sih biasa.
Yang terpenting itu tetap tersenyum
dan membuat yg lain ikut tersenyum juga, dari hati.
Yeay!

Bergandengan dan Beriringan.

Kita memang sedang berlari bersama, tapi berbeda arah.
Tahukah kamu jika aku takut terjatuh?
Jadi bisakah kamu menggandengku,
agar kita bisa berlari beriringan?

Begitulah.

Seharusnya kamu berpijak disini.
Tapi ternyata kamu melompat melewatiku.
Tidak berhenti, apalagi menoleh.
Apakah karena kita, lagi-lagi, tidak saling bergandengan?

Lalu, bagaimana?

Angan.

Anganku kini diselimuti pesimis serta ketakutan.
Aku terasa semakin jauh dengan anganku.
Terlihat semu.
Apakah anganku bisa tetap kugapai?
Atau tetap menjadi angan?

Rabu, 06 November 2013

Sesuatu yang Dadakan yang Bikin Seru!

Ini kan lagi musim ujian, hari Senin kemarin kebetulan ujiannya cuma satu mata kuliah doang. Selesainya juga jam 1 siang gitu. Habis gitu rapat acara. Sekitar jam 3an udah kerasa nganggurnya. Cuaca nya juga mendung gitu sih, lumayan. Yaudah mumpung lagi laper juga, kalo jalan-jalan sore sambil nikmatin langit mendung sambil cari makanan kayaknya enak..... Alhasil, pergi deh bareng Ichi, Kakdit, Mbakdiy, Yana, Theo. Jalan-jalan di sekitar daerah kampus sampe nemu jualan jus dan batagor. Santai-santai deh. Jarang-jarang kalo jalan kaki begini mah, jadi nikmatin aja.

Eh, ternyata pas balik ke kampus si Fista ngajakin jalan-jalan. Soalnya waktu kita jalan, dia lagi cari makan sama anak-anak, nggak tau kemana. Aku sih iya iya aja soalnya besok nya kan libur, jadi bolehlah refreshing sedikit. Dan Theo ngusulin buat ke THR (Taman Hiburan Remaja) main-main gitu. Yaudah kita putuskan habis maghrib aja berangkatnya. Eh pas disana, ternyata ada satu wahana yg kebakar gitu dan tempatnya ditutup. Bingung deh kita mau kemana. Kita itu disini Aku, Ichi, Fista, Kakdit, Theo, Yosa, Tamblon, Bayu, Ayip. Awalnya mau ke food fest soalnya kan kita laper banget, lagi-lagi Theo ngusulin ke Cak Durasim. Katanya makan disana aja sekalian ngeliat anak-anak latihan nari. Sayangnya lagi, warung di Cak Durasim nggak buka. Theo lagi lagi lagi ngusulin buat cari makan di luar. Dua mobil kita parkir di Cak Durasim, kita jalan kaki ke luar.

Awalnya kita cuma jalan biasa, sampe ke Siola masuk ke supermarket gitu. Beli eskrim, beli minum, duduk-duduk sebentar. Eh, kita lanjut jalan sampe ke hotel majapahit. Rencana mau ke TP, tapi ngapain juga kan, yaudah akhirnya kita lanjut jalaaaaan terus sampe ke Grahadi. Foto-foto gitu. Masuk ke balai pemuda. Terus kita inget kalo di depan kota madya ada air mancur. Yaudah akhirnya kita jalan sampe ke kota madya, liat anak kecil buanyak pada maen di air mancur situ, foto-foto lagi. Sampe akhirnya kita memutuskan untuk cari makan di daerah walikota mustajab, sekalian istirahat. Kaki kerasa pegel dikit sih.

Perjalanan kita lanjutkan kembali ke Cak Durasim. Nggak begitu jauh sih, soalnya jalannya bareng-bareng jadi nggak kerasa. Daaaan, sampailah kita di tempat semula. Akhirnya keinginanku buat jalan kaki malem-malem kesampaian juga hehe. Udah dari lama sih pengen nyoba. Walaupun kaki pegel, tapi nggak kerasa capeknya soalnya kebayar sama rasa seneng nikmatin Surabaya malem hari bareng anak-anak dan jalan kaki lagi. Pokoknya kemaren itu bener-bener pengalaman yang he'eh banget lah.

Emang sih, sesuatu yg dadakan itu bisa jadi pengalaman yg seru!

Hey......

"Hey............"
"Apaaaa?"
"Nggak jadi deh. Kapan-kapan aja."

Di setiap kalimat aku memanggilmu itu,
sebenarnya aku ingin mengatakan sebenarnya.
Tapi sekali lagi, aku masih menimbang resikonya.
Yasudahlah, kapan-kapan saja.

Tiap Kali Kamu Jatuh Hati.

Tiap kali kamu jatuh hati, aku menguatkan hati.
Ditemani dengan lagu sendu dan sedikit menangis tersedu.
Butuh waktu 5 menit untuk membalas pesanmu.
Memantapkan hatiku, agar tidak terlihat cemburu.
Untung saja kamu tidak berbicara di depanku.
Bisa remuk aku.

Sabtu, 02 November 2013

Apa bedanya?

Kamu ceritakan kepadaku hal yang sama seperti yang kamu
ceritakan kepada mereka?
Lalu, apa bedanya aku dengan mereka?
Sama saja? Tidak ada yang spesial?
Oh.....

Panas dan Hujan.

Di luar panas, sangat menyengat.
Sama seperti rinduku yang menyengat tanpa balas.
Keringat menetes tak henti merasakan panasnya udara.
Sama seperti cintaku yang tak berujung untukmu.

Ini musim panas.
Sama seperti rinduku yang kian memanas,
Ini musim panas.
Perasaanku tak bisa kuucap, tertahan di mulut dengan malas.

Mereka ingin hujan.
Sama seperti hatiku yang rindu kesejukan.
Mereka ingin hujan.
Perasaanku tak bisa kuucap, tertahan bersama angan.

Aku menginginkanmu.
Sama seperti mereka yang menginginkan hujan,
di musim panas ini.

Selasa, 15 Oktober 2013

Tombo Rindu.

Entah kenapa hari itu terasa menyenangkan ya.
Berasa menggunakan kesempatan yg ada dengan baik.
Ngobrol jadi terasa lebih lama dan.....intinya ngebuat senyum tipis-tipis deh. Hihihi.
Dan betapa ngobrol secara langsung itu sensasinya lebih dapet daripada lewat sosmed.
Kan, senyum senyum.
Ngg.......seenggaknya tombo rindu sedikit deh :)

Senin, 14 Oktober 2013

Sekitar Kuliah

Dan, semua tugas-tugas di semester tiga ini terasa (mulai) melelahkan.
Dari yg awalnya meremehkan tugas dasar jurnalistik pertama yg diakhiri dengan penyesalan gara-gara ngerjain mepet (semoga aja hasilnya baik).
Tapi kehidupan kampus makin menyenangkan. Entah itu karena kehadiran warga baru atau suasana yg lebih terasa nyaman. Maka dari itu akhir-akhir ini jadi lebih betah di kampus, berangkat pagi pulang malem.
Nggak kerasa aja ya udah kudu mulai serius untuk urusan ini. Niatnya semester ini emang udah berenti untuk main-main. Tapi apa daya sepertinya ngomong itu lebih gampang emang daripada bertindak.
Perlakuan yg sama juga kepada tugas. Tugas-tugas cuma dipikirin, tapi nggak segera dikerjakan. Dikerjakan sih tapi nanti mepet-mepet gitu. Dasar!

Yaudah sih cuma cerita sekilas tentang semester tiga ini aja, daripada cerita cinta-cinta muluk ye kan? Hehehe.
Semoga ke depannya niat lebih serius dan nggak cuma ngomong doang. Sukses!

(Teringat) Obrolan di Sore Hari

"Kalo si itu duluan yg nyatain gimana? Walaupun kamu sebenernya yg lebih kenal dia dulu."
"Baksonya enak ya, ini gorengan ya kok kriuk kriuk?"
"Selalu nyelimur."

Jumat, 06 September 2013

Pointless.

Kalau ternyata bersama dia atau mereka kamu merasa senang, aku (memaksa untuk) tidak apa-apa.
Mungkin kamu sudah bosan dengan apa yg kau dengar, kau baca, kau lihat dari aku.
Mungkin seharusnya aku tidak bercerita karena mungkin itu tidak penting.
Atau mungkin sejak dulu aku memang tidak penting?
Tidak tahu.

Imajinasi dan Mimpi.

Aku terlalu sibuk merangkai imajinasiku yang dipenuhi dengan bayang-bayangmu.
Jika tak bisa di dalam nyata, riang-riang lah di mimpi ku pun tak apa.
Karena aku sedang menari-nari riang dalam mimpi dan bermain di imajinasi.

Minggu, 18 Agustus 2013

Salah atau Sengaja

Aku yang salah atau kamu yang sengaja?
Ataukah kita sudah mulai bosan dengan obrolan di hari-hari kita?
Jadi, boleh aku berharap nanti kamu akan kembali seperti biasanya?
Boleh kan? Oke, aku tunggu....

Minggu, 16 Juni 2013

Butuh telinga tapi mulut enggan bersuara

Pernah kamu hanya terus mendengar dan mendengar?
Pernah kamu ingin didengar tapi sungkan berbicara karena kamu tau pasti kamu tak akan didengar?

Fake

Aku seharusnya nggak pantes buat marah, nggak pantes buat cemburu, nggak pantes sok-sokan ngambek. Karena aku bukan siapa siapa kan?

Tapi yang aku rasain sekarang ini. Aku marah, aku cemburu, aku pengen ngambek sama kamu.

Tapi lagi lagi, aku kudu bersikap biasa aja seakan emang nggak ada apa-apa.

Palsu.

Sabtu, 01 Juni 2013

Jawabannya, Kamu.

Waktu kamu tanya "Fokus sama satu orang? Siapa?"
Waktu kamu tanya lagi "Kalo bukan dia, terus siapa?"
Dan semalem kamu tanya lagi untuk kesekian kalinya.
"Oh udah bukan dia lagi. Terus siapa? Baru lagi ya? Ciyeee."
Dan berkali-kali juga aku bilang bukan. Sebenernya kamu tau siapa orangnya.

Finish line.

Hai.
Lagi lagi, satu titik fokus.
Iya kejadian ini keulang lagi, barusan aja.

Ketika dimana semua orang fokus sama hal yg di depan....aku enggak.
Pikiran dan konsentrasiku ke ganggu seseorang. Alhasil aku nggak tau orang di depan itu ngomong apa. Nggak masalah sih, justru aku nikmatin kebersamaanku sama si dia :)

Sensasi ngobrol lewat media sama secara langsung itu beda banget tauk. Makanya jarang-jarang kan aku ketemu, jadinya ya gunain kesempatan dengan baik aja.
Seneng sih, seneng banget malah. Berasa pengen berhentiin waktu disitu biar sama dia terus. Tapi ya nggak bisa kan hehehe.

Untuk saat ini, aku berusaha ngejalanin semua yg terjadi, dinikmatin lah intinya.
Yaaa....ada temen yg tanya juga sih waktu aku habis ketemu dia. Gini "Udah? Seneng? Terus finish line mu apa?"
Sempet diem. Mikir.
"Tenaaang, ini aku masih lari kok, ngejar finish lineku"
"Yakin kamu lari? Lari di tempat?"
Diem lagi. Mikir lagi.
"Enggak, aku nggak bakal lari di tempat. Aku berusaha buat ngeraih finish lineku kok. Tenang, masih proses aja" jawaban manteb, dari hati.

Emang bener, aku masih proses kok. Ini aku masih lari, berusaha buat ngejar dan ngeraih finish lineku. Mungkin agak lama ya, agak ngenes juga. Banyak rintangan, halangan, cobaan bahkan godaan. Mungkin juga banyak perasaan yg tercurahkan. Kadang bisa seneng, kadang bisa sedih. Tergantung.

Walaupun untuk saat ini cuma berani ngasih kode, asalkan yakin dan niat, pasti bisa ngeraih finish line kan?

Rasa

Ketika dimana rasa aku nggak mau kamu jauh
Ketika dimana rasa aku pengen kamu selalu ada di deketku
Ketika dimana rasa gelisah takut kamu pergi
Ketika dimana rasa marah saat kamu sama yg lain
Rasa apa ya itu?

Jumat, 05 April 2013

Satu titik fokus.

Halo selamat datang di tahun yg baru. Agak kelewat banget sih ya, tapi gapapa. Mending terlambat daripada enggak sama sekali :)

Ngomong-ngomong kalimat terakhir tadi cukup nyindir dikit postingan kemaren ya? hehehe.
Emang sih, sampe sekarang belum ada kemajuan. Belum ada kemajuan untuk ngutarain maksudnya.
Sebenernya bukan takut atau nggak berani buat ngungkapin. Ngungkapin itu gampang. Kalau emang buat dia sekedar tau. Tapi, efek dari ngungkapin itu yang belum siap buat aku terima. Istilahnya resiko. Resiko yang bakal aku ambil kalo misalkan aku tiba-tiba bilang ke dia kalo sebenernya aku peduli sama dia. Nggak cuma peduli, tapi sayang.
Resikonya macem-macem. Mulai dari yang ringan semacam ngobrol jadi nggak seenak biasanya sampe resiko yang paling gede misalkan dia ngehindar atau tiba-tiba hilang. Aduh, nggak pengen banget. Nggak pengen dan jangan sampe deh.
Hal itu yang selalu jadi pikiran dan pertimbangan.....

Tapi, lama-lama nggak enak juga buat mendam. Apalagi kalo mendamnya kayak posisiku ini. Bisa dibilang susah. Bisa dibilang salah.
Susah. Di lain sisi dia sedih, kita seneng. Di lain sisi dia lagi seneng dan girang banget eh kita nya sedih. Salah.

Nggak tau kenapa dengan keadaan gini, aku tetap masih ngerasa nyaman. Mungkin kadang-kadang sedikit ngeluh, maklum lah mungkin ngerasa capek. Tapi, nggak tau kenapa juga aku tetap bertahan dengan keadaan ini. Kata seorang teman sih "Nggak usah ngeluh. Udah resikomu" yap, kembali lagi dengan resiko.

Untuk resiko yang satu ini aku emang udah siap. Resiko jadi secret admirer. Serba diem-diem. Ya kembali lagi, kadang kan kita ngerasa capek, mungkin dengan ngeluh agak sedikit terlepaskan. Tapi aku tetap sabar kok. Sabarku nggak ada batasnya. Sepertinya.
Capek itu kalo ngeliat dia sedih gara-gara gebetannya deket sama cowok lain. Hati udah mulai perang. Mau seneng salah, ikutan sedih juga munafik. Capek itu juga kalo ngeliat dia seneng gara-gara gebetannya ngerespon apa yang dia kodein. Hati udah perang. Mau sedih entar ketauan, mau seneng munafik banget.
Secret admirer. Serba diem-diem. Seneng diem-diem. Sedih juga diem-diem. Kalo mau ngungkapin sesuatu kudu pake analogi di twitter biar dia nggak tau. Mau ngasih kode juga gimana kalo dia nya nggak peka. Sedih juga bukan salah dia. Sedih gara-gara nyimpen perasaan. Seneng kalo dia udah bikin terbang. Wait. Dia yang bikin terbang atau aku yang menerbangkan diri sendiri? Alias kegeeran.....

Tapi, untuk saat ini masih untuk dia.
Berusaha selalu ada buat dia waktu dia butuh.

Kalo aku lagi nonton konser band bareng dia nih. Yang lain pada fokus ke band itu. Aku enggak, aku fokus pada satu titik. Dia.
Nggak nyambung ya? Yaudah. Pokoknya, untuk saat ini aku tetap pada satu titik fokus. Dia.